Friday, October 19, 2012

DUHAI DIRI

Dahulunya diri senaif kapas, Yang putih suci berhias, Pada hematku semuanya bernas, Walhal hakikatnya amatlah kontras. Tika usiaku makin menginjak, Hatiku mula melonjak-lonjak, Dapatkah aku harungi onak, Yang teramat kejam merobek mengoyak. Kini aku dalam usia, Tidak pernah aku sangka, Allah Maha Segala Kurnia, Syukurku harap tidak pernah lepa. Duhai hatiku yang gelisah, Tenangkanlah dengan barokah, Citamu kini teranglah sudah Bekerja beribadah bukannya payah. Hati-hati duhai gadis, Cinta itu hanyalah setitis, Andai hilang usahlah tangis, Kerna cintaNYA selautan manis. Peganglah pada prinsip hidupmu, Redha Allah pada bapa dan ibu, Janganlah kamu membuang waktu, Pada sesuatu yang tidak tentu. Hanya hati yang bisa mengerti, Tiba-tiba jejaka hadir menghiasi, Jendela hati dikuak menanti, Siapakah yang bakal tampil berdiri. Benarkah ini suatu yang pasti, Ataupun hanya sebuah fantasi, Illusi bertatahkan mimpi, Ataupun hati yang diselimuti nafsi. Oh Allah Yang Maha Kuasa, Tidak hamba berdaya menolak cinta, Yang hadir dikala alpa, Bak suria pancar dikala senja. Aku masih ada amanah, Janji janganku pernah lelah, Culas, lalai mahupun lemah, Akanku genggam meskipun betah. Buat jejaka kekanda, Jangan pernah hiraukan adinda, Jangan hanya bermain cinta, Namun bantulah dia kenaliNYA. Sesunggguhnya itu duhai remaja, Harta paling berharga, Cinta paling berbisa, Kasih padaNya, kekal Yang Maha Esa - Artikel iluvislam.com

No comments:

Post a Comment